0 items in your shopping cart

No products in the cart.

Parenting Islami: 9 Cara Komunikasi dengan Anak Dalam Islam

Membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak sangat bergantung pada kemampuan komunikasi dengan anak yang baik dan efektif. Tanggung jawab besar ditempatkan di pundak Mama dan Papa untuk membimbing dan membesarkan generasi penerus yang tangguh secara fisik maupun psikis. Sayangnya, sebagian orang tua mungkin merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak-anak mereka, baik dalam berbicara maupun mendengarkan mereka. Artikel ini memberikan tips dan contoh dialog tentang cara berbicara dan berkomunikasi dengan anak sehingga mereka mau mendengarkan, sementara pada saat yang sama, penting bagi orang tua untuk aktif mendengarkan saat anak berbicara.

Metode Komunikasi dengan Anak Menurut Ajaran Islam

Memelihara komunikasi dengan anak yang baik dan posisif menjadi landasan utama dalam membimbing dan mendidik mereka agar dapat menjalankan tugas mereka sebagai individu yang taat kepada Allah. Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang atasnya malaikat-malaikat yang keras dan keras; mereka tidak mendurhakai Allah dalam apa yang Dia perintahkan kepada mereka tetapi melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.” [At-Tahrim: 6] Inilah beberapa metode berkomunikasi dengan anak, bertujuan untuk membantu mereka tumbuh menjadi individu yang saleh dan salehah.

1. Gantilah nasihat dengan memberikan contoh baik dan berbagi pengalaman.

Dalam dinamika komunikasi antara orang tua dan anak, salah satu kesalahan umum adalah kecenderungan orang tua memberikan nasihat yang dapat menghambat kelanjutan percakapan. Anak sering merasa terhalang untuk melanjutkan dialog karena nasihat yang diberikan. Fenomena ini menciptakan gaya komunikasi orang tua yang terkesan hanya berada di permukaan, kurang melibatkan emosi positif yang diperlukan untuk memahami kebutuhan anak. Menjalin komunikasi yang efektif memerlukan kehadiran empati, di mana orang tua tidak hanya mendengarkan tetapi juga menunjukkan pemahaman mendalam terhadap perasaan dan pandangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak merasa didengarkan dan dihargai, memperkuat ikatan emosional dalam hubungan keluarga.

2. Memberikan Perhatian Penuh saat Mendengarkan

Berkomunikasi dengan anak dalam Islam dapat berjalan lancar jika orang tua bersedia menjadi pendengar yang baik. Anak-anak merasa lebih nyaman berbicara tentang masalah mereka kepada orang tua yang sungguh-sungguh mendengarkan. Terkadang, tanpa perlu banyak bicara, orang tua dapat mendorong anak untuk berbagi dengan menjadi pendengar yang simpatik. Cara terbaik yang dapat diambil oleh orang tua adalah menghentikan aktivitas mereka, berpaling ke arah anak-anak, dan memandang mata mereka saat berkomunikasi. Dengan cara ini, bahkan respons yang sederhana pun sudah cukup untuk membuka pintu dialog dengan si kecil.

3. Respon dengan Kata-kata Simpatik

Anak-anak cenderung kesulitan berpikir secara jernih atau konstruktif ketika terus-menerus dihadapkan pada pertanyaan, kritik, atau nasihat. Pendekatan yang lebih baik adalah mengikuti petunjuk anak dalam percakapan dan menggunakan kata-kata sederhana seperti “oh…umm…” atau “Begitu”. Strategi ini membuka pintu bagi anak-anak untuk merasa lebih nyaman dan terbuka dalam mengeksplorasi pikiran dan perasaan mereka. Dengan menambahkan sentuhan sikap peduli, kata-kata tersebut dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung anak-anak untuk menemukan solusi sendiri dalam komunikasi dengan anak yang benar.

4. Jauhi untuk Menolak perasaan yang Sedang Dialami Oleh Anak

Orang tua sering kali khawatir bahwa mengidentifikasi perasaan anak justru akan memperburuk situasi. Namun, sebaliknya, menyadari perasaan anak dapat memberikan dampak positif. Sebenarnya, anak-anak merasa terhibur ketika alasan sederhana untuk perasaan mereka diakui. Misalnya, ketika anak menangis karena bonekanya rusak, menyatakan, “Jangan menangis, itu hanya mainan. Kamu tidak dewasa,” dapat memperburuk suasana hati anak. Mengakui pengalaman batin dan memberikan pemahaman sederhana dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih baik antara orang tua dan anak.

5. Menerangkan Apa Permasalahannya. 

Tidakkah terasa lebih efektif saat menghadapi masalah ketika seseorang dengan jelas menjelaskan isu yang dihadapi? Hal yang sama berlaku untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Saat orang dewasa menjelaskan permasalahan, memberikan kesempatan pada anak-anak untuk merumuskan solusinya sendiri. Sebagai contoh, daripada berteriak dan menegur anak karena lampu kamar mandi yang dibiarkan menyala, sebaiknya orang tua memulai diskusi dengan bertanya, “Apa yang akan terjadi jika lampu kamar mandi tetap menyala, Nak?” atau memberikan saran positif seperti, “Lupa mematikan lampu bisa mengakibatkan pengeluaran bulanan yang lebih besar, yuk hemat bersama, Nak.” Pendekatan ini lebih membangun dialog positif dan memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar dari pengalaman mereka.

6. Sampaikan Fakta Dengan Tepat dan Hindari Menyalahkan Anak

Memberikan informasi jauh lebih efektif daripada memberikan tuduhan atau ancaman kepada anak. Dalam berkomunikasi dengan keluarga, seringkali orang tua ragu dan tanpa sadar menggunakan kata-kata yang kurang tepat, berpotensi menyakiti perasaan anak. Sebagai contoh, jika anak mencoret-coret dinding, alih-alih mengancam, “Jika kamu melakukannya lagi, kamu akan dihukum,” lebih baik orang tua menyampaikan, “Dinding bukan tempat untuk menulis, sebaiknya kamu gunakan kertas. Mengapa tidak mencoba menulis di kertas?” Dengan memberikan informasi yang tepat, anak-anak memiliki kemampuan untuk memahami apa yang seharusnya mereka lakukan dalam komunikasi dengan anak yang baik.

7. Sampaikan Perasaan Anda untuk Dipahami Oleh Anak

Meskipun anak belum tentu memahami perasaan orang tua, penting bagi mereka untuk mendengar perasaan yang jujur. Orang tua perlu berkomunikasi dengan anak-anak mereka mengenai perasaan mereka secara tulus tanpa menyakiti. Sebagai contoh, jika anak terus melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh orang tua, seperti menarik lengan bajunya, sebaiknya orang tua menyampaikan perasaannya dengan tulus tanpa menyakiti, misalnya dengan berkata, “Papa tidak senang jika lengan baju papa ditarik, Nak. Kalau bajunya sobek, Papa merasa sedih.” Hal ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang terbuka dan penuh pengertian antara orang tua dan anak.

8.  Apresiasi dah Hargai Perjuangan Anak

Menghargai perjuangan anak adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat. Anak-anak, meskipun belum sepenuhnya memahami dunia seperti orang dewasa, memiliki perasaan dan upaya yang patut dihargai. Orang tua perlu memberikan apresiasi secara terbuka dan tulus terhadap usaha dan pencapaian mereka, sekecil apapun itu. Menunjukkan penghargaan tidak hanya membangun rasa percaya diri anak tetapi juga merangsang semangat berusaha lebih baik. Oleh karena itu, apresiasi dan penghargaan terhadap perjuangan anak merupakan investasi emosional yang memberikan dampak positif dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka.

9. Jangan Membuang Harapan Anak

Penting untuk selalu memelihara harapan anak-anak, karena harapan adalah pendorong utama pertumbuhan dan perkembangan mereka. Memberikan dukungan dan keyakinan kepada anak-anak membangun fondasi positif dalam perjalanan hidup mereka. Sebaliknya, jika harapan diabaikan atau dicampakkan, itu dapat merusak percaya diri dan motivasi mereka. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh harapan cenderung mengembangkan potensi mereka dengan lebih baik. Oleh karena itu, sebagai orang tua, pendidik, atau peran penting lainnya dalam kehidupan anak-anak, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mendengarkan harapan mereka tetapi juga mendorong dan membimbing mereka menuju impian dan cita-cita mereka.

Penutup

Berikut adalah sembilan cara komunikasi dengan anak untuk membantu mereka tumbuh dengan karakter yang baik, menjadi anak yang sholeh atau sholehah, serta menjadi muslim yang bermanfaat. Komunikasi yang baik dalam lingkungan keluarga menjadi landasan penting bagi perkembangan anak, khususnya dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang tua. Semoga informasi ini memberikan manfaat bagi pembaca. Kunjungi juga ethica collection untuk menemukan baju keluarga anda yang menarik, Sekarang juga!

Leave a response

2 × 4 =