0 items in your shopping cart

No products in the cart.

Macam Macam Puasa Sunnah Inilah 9 Puasa Sunnah dalam Islam

Dalam agama Islam, puasa bukan hanya terbatas pada ibadah wajib seperti puasa Ramadan, tetapi juga mencakup puasa-puasa sunnah. Puasa sunnah adalah puasa yang dianjurkan, tetapi tidak wajib, dan melibatkan berbagai bentuk ibadah yang dapat dilakukan oleh umat Islam. Berikut ini adalah beberapa macam puasa sunnah yang memiliki peran penting dalam memperdalam ketaatan dan kebajikan.

Macam Macam Puasa Sunnah

1. Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal setelah berakhirnya bulan Ramadan. Ini adalah peluang bagi umat Islam untuk mendapatkan pahala tambahan setelah menyelesaikan puasa wajib Ramadan. Meskipun tidak wajib, puasa Syawal sangat dianjurkan dan memberikan kesempatan untuk meraih keberkahan dan pahala berlipat ganda.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun,” (H. R. Muslim).

2. Puasa Zulhijah

Puasa Zulhijah adalah puasa sunnah yang dapat dilakukan selama sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, sebelum hari raya Idul Adha. Puasa ini dimulai sejak tanggal 1 Zulhijah dan berakhir pada hari raya Idul Adha. Hal ini memberikan peluang untuk memperoleh pahala yang besar seiring dengan berkurban.

Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar,” (H. R. At-Tirmidzi).

3. Puasa Arafah

Puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu hari Arafah, yang juga merupakan hari utama dalam ibadah haji. Bagi mereka yang tidak sedang berada di Arafah untuk menunaikan ibadah haji, berpuasa pada hari ini sangat dianjurkan. Puasa ini adalah cara untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan dalam setahun sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟

Artinya: “Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (H. R. Muslim).

4. Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum hari Arafah. Ini adalah puasa sunnah yang dianjurkan, terutama bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah haji. Puasa ini memberikan energi tambahan untuk ibadah haji di Arafah.

Rasulullah SAW bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu,” (H. R. Muslim).

5. Puasa Senin dan Kamis

Puasa Senin dan Kamis adalah puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Puasa ini dilakukan setiap minggu, pada hari Senin dan Kamis, sebagai tindakan ibadah yang rutin dan memperoleh pahala tambahan.

Rasulullah SAW bersabda,

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya, “Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa,” (H. R. Tirmidzi).

6. Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan dengan berpuasa sehari dan berbuka sehari (puasa bergantian). Ini adalah puasa sunnah yang mencerminkan praktik puasa Nabi Daud AS. Puasa ini tidak hanya membersihkan tubuh, tetapi juga membersihkan jiwa.

Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Artinya: “Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan salat yang paling disukai Allah adalah salat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari berikutnya,” (H. R. al-Bukhari dan Muslim).

7. Puasa Asyura atau Muharram

Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, dan merupakan puasa sunnah yang dianjurkan. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan untuk berpuasa sehari sebelum atau setelahnya (tanggal 9 atau 11 Muharram). Puasa ini adalah cara untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan dalam setahun sebelumnya.

Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’,” (H. R. Muslim).

8. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan hijriah. Puasa ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pahala tambahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَة أَيَّام، فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابهِ الْكَرِيم: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَة فَلهُ عشر أَمْثَالهَا [الأنعام: 160]. اَلْيَوْمُ بِعشْرَةِ أَيَّامٍ (رَوَاهُ ابْن ماجة وَالتِّرْمِذِيّ. وَقَالَ: حسن .وَصَححهُ ابْن حبَان من حَدِيث أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْه)  

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Dzar r. a., sungguh Nabi SAW bersabda: ‘Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: ‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ [QS al-An’am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari’,” (H. R. Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).

9. Puasa Syakban (Nifsu Syakban)

Puasa Syakban adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Sya’ban. Ini adalah kesempatan untuk membersihkan diri dan memperoleh keberkahan sebelum datangnya bulan suci Ramadan. Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai keutamaan puasa Syakban, banyak umat Islam mengamalkannya sebagai bentuk ibadah.

Manfaat Puasa Sunnah

Puasa sunnah dalam Islam memiliki sejumlah manfaat yang signifikan, baik dari segi ibadah, kesehatan, maupun moral. Berikut beberapa manfaat utama dari melaksanakan puasa sunnah:

Ketaatan kepada Allah SWT

Puasa sunnah mencerminkan ketaatan kepada Allah SWT dalam bentuk ibadah yang dianjurkan oleh agama Islam. Melaksanakan puasa sunnah adalah sebuah wujud penghormatan dan pengabdian terhadap perintah Allah, menunjukkan bahwa seorang muslim siap untuk mengikuti ajaran-Nya dengan penuh kesetiaan. Ini juga merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan yang tulus kepada Sang Pencipta, yang memperkuat hubungan spiritual antara hamba dan Tuhannya.

Membersihkan Diri dan Jiwa

Selain sebagai tindakan ibadah, puasa sunnah juga memiliki peran penting dalam membersihkan diri dan jiwa. Dalam konteks ini, puasa tidak hanya berkaitan dengan menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga melibatkan kontrol diri terhadap perilaku negatif dan keinginan yang buruk. Melalui penahanan ini, puasa membantu membersihkan hati dan pikiran dari dosa-dosa yang mungkin telah terjadi, memungkinkan individu untuk merasa lebih dekat dengan Allah. Dalam proses ini, puasa juga menjadi sebuah sarana pemurnian spiritual yang membantu seseorang merenungkan perbuatan masa lalu, dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, menempuh perjalanan ke arah yang lebih baik.

Puasa sunnah berperan dalam menumbuhkan kesabaran. Karena melibatkan penahanan diri dari keinginan dan dorongan, puasa memperkuat sifat kesabaran dan pengendalian diri. Kesabaran adalah nilai yang sangat dihargai dalam Islam dan merupakan bekal penting dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, puasa sunnah bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga pelatihan untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan mampu mengendalikan diri di berbagai aspek kehidupan.

Meningkatkan Kepedulian Sosial

Selama puasa, seseorang lebih sadar akan rasa lapar dan kekurangan yang dialami oleh orang-orang yang kurang beruntung. Hal ini dapat meningkatkan empati dan motivasi untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Mengatur Pola Makan

Puasa sunnah, seperti puasa Senin dan Kamis, dapat membantu mengatur pola makan seseorang. Ini membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi konsumsi makanan berlebihan.

Kesehatan Fisik

Puasa teratur dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan fisik. Dengan memberi tubuh waktu untuk istirahat dari pencernaan dan metabolisme makanan, puasa dapat membantu membersihkan sistem pencernaan dan meningkatkan kesehatan jantung.

Meningkatkan Konsentrasi

Puasa dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan ketajaman mental. Beberapa orang melaporkan bahwa mereka merasa lebih fokus selama berpuasa, karena mereka tidak terganggu oleh makanan dan minuman.

Keberkahan dan Pahala

Salah satu manfaat utama puasa sunnah adalah mendapatkan pahala tambahan. Dalam Islam, tindakan ibadah yang dilakukan dengan niat tulus mendatangkan keberkahan dan pahala dari Allah SWT.

Moral dan Etika yang Baik

Puasa dapat membantu memperkuat nilai-nilai moral dan etika. Ini melibatkan meningkatkan perilaku, berbicara, dan interaksi sosial yang baik selama berpuasa.

Mengingat Tujuan Hidup

Puasa dapat membantu seseorang merenungkan makna hidup dan tujuan eksistensi mereka. Ini dapat memotivasi perubahan positif dalam hidup dan membantu seseorang mencapai pertumbuhan spiritual.

Kesimpulan

Dalam Islam, puasa sunnah adalah cara tambahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan diri, dan meningkatkan keimanan. Penting untuk diingat bahwa pelaksanaan puasa sunnah harus didasarkan pada niat yang tulus dan ketulusan hati untuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa sunnah menjadi cara untuk meningkatkan kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta, membersihkan jiwa, dan memperkuat keimanan melalui ibadah yang dilakukan dengan niat tulus. Lengkapi ramadhan anda dengan dengan gamis dan sarimbit kami di Ethica Collection.

Leave a response